SURYAMALANG.COM| TRENGGALEK - Surti (65) tampak begitu grogi. Wajahnya terlihat antara percaya dan tak percaya ketika orang-orang berbicara tentang suaminya Muhadi (72).
Sudah 30 tahun Surti berpisah dan tidak berjumpa dengan suaminya, Muhadi. Sang suami yang awalnya merantau di Malaysia tiba-tiba hilang kabar.
Awal merantau awal 1990-an, keduanya masih sering saling menghubungi. Muhadi juga selalu kirim uang untuk keluarganya
Namun, pekerjaan yang tak pasti di Malaysia membuat Muhadi berpindah-pindah tempat kerja. Ia bahkan meninggalkan Malaysia dan pergi ke Aceh. Bekerja apa adanya.
"Tahun 2006 ketika Tsunami, bapak sempat berkabar kalau [dia] selamat," kata Ali Fattah (45), anak pertama Muhadi-Surti.
Itu merupakan kabar terakhir yang Ali dan keluarga terima soal keberadaan sang bapak. Setelah itu, tak ada sedikitpun cerita soal Muhadi.
Belasan tahun tak ada kabar, mereka sudah mengikhlaskan andai kata Muhadi telah meninggal.
Maka ketika kabar sang bapak selamat dan akan segera pulang ke Trenggalek untuk kembali bersama keluarga, Surti, Ali, dan tiga anak lainnya merasa seperti tak percaya.
"Sama halnya saya menemukan emas. Masalahnya sudah dikabarkan meninggal, jadi [dapat kabar bapak masih hidup] sama seperti menemukan emas," sambung Ali.
Senin (27/6/2022), Surti kembali bisa bertatapan dengan wajah suaminya lewat panggilan video dengan aplikasi.
Panggilan video itu digelar di rumah Surti di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan.
Polisi membawa alat lengkap dengan layar proyektor.
Di layar itu, Muhadi bersama polisi di Labuhanbatu tampil. Suasana lokasinya menunjukkan ia berada di markas polisi.
Pertemuan virtual itu memang difasilitasi oleh Polres Trenggalek dan Polres Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Terjalinnya kembali kabar keluarga itu dimulai dari media sosial, juga kecekatan polisi menyambungkan informasi.
Kabar yang dihimpun Tribunmataraman.com, Muhadi beberapa tahun terakhir hidup terlantar di Labuhanbatu Utara.
Cerita bahwa dia merupakan warga Jatim yang sudah puluhan tahun tak pulang dan lepas kontak dengan keluarga didengar oleh anggota polisi setempat.
Kabar itu kemudian meluas hingga ke media sosial. Polisi Labuhanbatu kemudian mengimunikasikannya dengan polisi di Kabupaten Trenggalek.
Setelah ditelusuri, keberadaan keluarga Muhadi akhirnya ditemukan, Minggu (26/6/2022). Mereka tinggal di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan.
Dalam perbincangan virtual itu, Surti tak kuasa berkata-kata. Suaminya berkali-kali mengajaknya berbincang. Tapi, Surti hanya terisak sembari sesekali menghapus air matanya.
"Saya [sampaikan] terima kasih," kata Surti, kepada Kapolres Trenggalek AKBP Dwiasi Wiyatputera.
Tentu saja, keluarga Muhadi di Trenggalek tak tinggal diam ketika sang ayah hilang kontak.
Ali Fattah sempat mencoba mencari keberadaannya
"Saya cari sampai ke Jambi. Tidak ketemu. Balik lagi karena kehabisan uang," terang Ali.
Adik Ali pun sempat berencana untuk kembali pergi mencari sang bapak. Tapi hal itu urung dilakukan.
"Saya larang. Bapak sudah hilang. Saya khawatir adik nanti hilang juga," tutur Ali.
Sementara Muhadi tampak begitu bersemangat ketika berbincang dengan Ali dalam panggilan video itu.
Ia seperti tak sabar ingin segera pulang.
"Tapi bapak pulang tidak bawa apa-apa," kata Muhadi, dalam bahasa Jawa.
Ali yang awalnya terharu pun tertawa mendengar kata-kata bapaknya.
"Yang penting selamat sampai rumah, Pak," timpalnya. (fla)
No comments: