Asyik Tidur di Kebun, Kepala Sopian Dikoyak hingga Mata Kiri Hilang, Pulang ke Rumah Berdarah-darah

 

TRIBUNJATIM.COM - Pengalaman mengerikan dialami seorang pria bernama Sopian di Hutan Batanghari, Jambi.

Awalnya asyik tidur di kebun, Sopian mendadak dikejutkan dengan serangan hewan buas.

Kepala Sopian dikoyak hingga akhirnya ia kehilangan mata kirinya.

Saat pulang ke rumah, saksi matanya yakni sang anak melihat kondisi ayahnya sangat mengerikan.

Pulang ke rumah Sopian berdarah-darah.

Kondisi mengenaskan tersebut akhirnya membuat Sopian langsung dilarikan ke rumah sakit.

Beruntung nyawanya masih terselamatkan.

Sopian berakhir kehilangan mata kirinya karena bergulat sadis dengan hewan buas yakni beruang.

Warga di Desa Pematang Gadung Kecamatan Mersam Kabupaten Batanghari mendapatkan luka parah setelah diserang seekor beruang.

Korban diserang beruang saat sedang beristirahat di kebun, Rabu (19/7/2023) sekitar pukul 11.58 WIB.

Kapolsek Mersam Iptu Roviansyah saat dikonfirmasi membenarkan hal tersebut.

"Iya benar, itu kejadiannya kemarin. Sudah dibawa ke rumah sakit," ujarnya, Kamis, (20/7/2023), seperti dikutip Tribun Jatim dari TribunJambi.com

Iptu Roviansyah mengatakan, korban bernama Sopian (58) memeng sehari-hari bekerja di kebun.

"Memang dia kerja di kebun, namanya di hutan tiba-tiba ada beruang kemudian diterkam," ujarnya.

Berdasarkan informasi sementara, diketahui korban tengang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Madjid Batoe Batanghari.

"Sedang dalam perawatan intensif," ujar Direktur RSUD Hamba Batanghari, dr Ibnu.

Kronologi Sopian akhirnya berhasil mempertahankan nyawa setelah bergulat dengan Beruang itu disampaikan oleh anggota keluarga.

Sang anak menjadi saksi mata ayahnya pulang dalam keadaan yang sangat mengenaskan.

Dokter belum dapat memberikan informasi terkait dengan kondisi korban lebih jelas.

Berdasarkan informasi, korban mendapatkan luka di mata sebelah kiri.

Firdaus anak korban mengatakan, saat kejadian korban berada di kebun sawit miliknya di sekitar TSM Sengkati Baru.

"Bapak sayo cerito, waktu itu memang mau ke lahan sebelah, terus langsung diterkam beruang," jelasnya, Kamis (20/7/2023).

Firdaus menuturkan, saat kejadian ayahnya sempat melakukan perlawanan.

"Kepala koyak duluan, kemudian baru mata. Itu sempat gulat dulu dengan beruangnya," kata Firdaus.

Setelah diserang beruang, Sopian masih sempat berjalan keluar kebun untuk mencari pertolongan.

"Setelah itu jalan keluar, posisi sudah berdarah-darah. Sambil jalan juga sempat telepon saya," ujarnya.

Saat ini, Sopian telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdul Madjid Batoe Kabupaten Batanghari.

Akibat kejadian tersebut, Sopian kehilangan mata sebelah kirinya dan mendapatkan ruka robek dibagian kepala hingga harus dijahit.

Firdaus mengatakan, kejadian serangan beruang di wilayah tersebut bukan lah kali pertama.

Ia mengatakan, sebelumnya pernah terjadi kejadian yang sama tak jauh dari kebun sawit milik ayahnya.

"Ini bukan sekali, dulu pernah SAD (suku anak dalam,red) sampai robek jugo terus meninggal. Kemudian yang dekat kebun bapak saya juga itu pernah ada kejadian," ujarnya, dikutip jatim.tribunnews.com dari TribunJambi.com

Ia berharap, pemerintah dan instansi terkait dapat segera menyelesaikan persoalan ini.

Agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

"Saya harapnya pemerintah cepat diselesaikan, kami jugo khawatir," ujarnya.

Warga bernama Sopian (51) juga mengalami luka robek di bagian kepala dan harus dijahit.

Sopian diserang beruang saat berisitirahat di kebun yang berlokasi di sekitar TSM Sengkati Baru, Batanghari.

Firdaus anak korban mengatakan, saat kejadian korban berada di kebun sawit miliknya.

"Bapak sayo cerito, waktu itu memang mau ke lahan sebelah, terus langsung diterkam beruang," jelasnya, Kamis (20/7/20223).

Firdaus menuturkan bahwa saat kejadian, warga Jambi diterkam beruang alias Sopian itu sempat melakukan perlawanan.

"Kepala koyak duluan, kemudian baru mata. Itu sempat gulat dulu dengan beruangnya," kata Firdaus.

Dijelaskan Firdaus, setelah diserang beruang. Sang ayah masih sempat berjalan keluar kebun untuk mencari pertolongan.

"Setelah itu jalan keluar, posisi sudah berdarah-darah. Sambil jalan juga sempat telpon saya," ujarnya.

Dijelaskan Firdaus, setelah diserang beruang. Sang ayah masih sempat berjalan keluar kebun untuk mencari pertolongan.

"Setelah itu jalan keluar, posisi sudah berdarah-darah. Sambil jalan juga sempat telpon saya," ujarnya.

Kondisi mengenaskan lainnya sempat dialami seorang nenek di Pekalongan.

Dilansir dari TribunTrends, seorang nenek bernama Asmah (72) yang tinggal di Kepa Duri RT 7 RW 8 Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, ditemukan telantar di tengah hutan Dukuh Semampir, Desa Kesesi, Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, pada Minggu (4/6/2023).

Bahkan saat ditemukan, kondisi nenek malang ini sangat memprihatikan, dia berada di aliran parit dan kondisi tidur menyamping.

Nenek Asmah, pertama kali ditemukan warga yang sedang mencari pakan untuk ternak di tengah hutan tersebut.

Saat ditemukan, nenek Azmah memakai daster dan kerudung berwarna biru.

Tidak hanya itu, di sebelah nenek malang tersebut hanya ada sebatang kayu dan nasi bungkus serta minuman.

"Nenek Azmah saat ditemukan itu ditengah hutan yang jarang dilalui orang yang melintas. Hanya warga yang mencari pakan untuk ternak melintas tersebut," kata Asma Kurniaji Sekdes Kesesi kepada Tribunjateng.com, Rabu (7/6/2023).

Adanya laporan dari warga, ia pun melaporkan kejadian ini ke Polsek Kesesi.

Kemudian, anggota Polsek Kesesi pun datang bersama warga dan perangkat desa untuk mengevakuasi nenek yang malang tersebut.

Ia menceritakan, nenek tersebut ketika ditemukan merintih kelaparan dan minta ingin pulang.

Kemudian, lokasi ditemukan pun jauh dari pemukiman warga sekitar 5 km.

"Katanya sudah tiga hari tiga malam berada di tengah hutan. Saya lapar, mau pulang."

"Saat hendak dievakuasi, awalnya nenek tersebut tidak mau diangkat. Bahkan dipegang pun ia tidak mau. Lalu, saya rayu nenek Asmah dan alhamdulilah mau dievakuasi," ucapnya.

Upaya evakuasi pun berjalan sangat dramatis, warga bersama anggota Polsek Kesesi harus berjalan sejauh 5 km agar bisa ke lokasi nenek tersebut.

Tidak hanya itu, mereka harus melewati sungai sebanyak dua kali dan perbukitan yang kondisi jalannya naik turun.

"Nenek Asmah, akhirnya mau di evakuasi menggunakan tandu yang dibuat anggota Polsek Kesesi bersama warga. Tandu ini menggunakan bambu dan sarung. Nenek itu ditandu dengan menggunakan sarung dan lalu diangkat ramai-ramai oleh warga serta polisi."

"Kita juga harus melintasi sungai dua kali, dan perbukitan agar bisa sampai ke mobil polisi. Alhamdulillah, bisa dievakuasi," imbuhnya.

Setelah berhasil dievakuasi, nenek Asmah langsung dibawa ke RSUD Kesesi untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh petugas medis.

"Ketika ditemukan, nenek itu sangat kotor banget dan sangat basah. Karena ia (nenek Asmah) berendam di aliran parit tersebut. Saat dievakuasi posisinya miring terus, karena sudah kram kali tubuhnya," katanya.

Saat ditanyai identitas, awalnya nenek Asmah tidak mengeluarkan identitas tersebut. Ketika sampai di rumah sakit, nenek Asmah mengeluarkan identitas foto copy KTP dari dompet yang disimpan di bajunya.

Sementara itu, Kapolsek Kesesi, Iptu Fellix Prasetyawan, kepada Tribunjateng com, mengatakan nenek Asmah ditemukan telantar pada Minggu (4/6/2023) sekitar pukul 14.00 WIB di Dukuh Semampir, Desa Kesesi.

Saat ditemukan, Asmah berbaring di pinggir aliran sungai di tengah Hutan Sumampir yang tidak terlalu deras airnya dan diduga telah beberapa hari tidak makan.

"Awalannya kita mendapatkan laporan dari masyarakat, bahwa ada seorang nenek dalam keadaan memprihatinkan. Lalu, anggota langsung menuju ke lokasi."

"Sampai di lokasi, kondisi Asmah tengah kebasahan, terlihat lemah dan terbaring begitu saja," katanya.

Adapun lokasi penemuan ini, berada di Hutan Sumampir yang berjarak sekitar 5 KM dari permukiman terdekat.

Proses evakuasi ini, dilakukan dengan memakai tandu dari kain sarung milik warga, dengan jarak tempuh mencapai sekitar 1 jam berjalan kaki serta kondisi jalannya yang jelek.

"Alhamdulillah, ketika tiba di RSUD Kesesi, nenek Asmah membawa identitas diri berupa foto kopi KTP sehingga memudahkan untuk melakukan pelacakan pihak keluarga di Jakarta," imbuhnya.













SUMBER : https://jatim.tribunnews.com/2023/07/21/asyik-tidur-di-kebun-kepala-sopian-dikoyak-hingga-mata-kiri-hilang-pulang-ke-rumah-berdarah-darah?page=4




Asyik Tidur di Kebun, Kepala Sopian Dikoyak hingga Mata Kiri Hilang, Pulang ke Rumah Berdarah-darah Asyik Tidur di Kebun, Kepala Sopian Dikoyak hingga Mata Kiri Hilang, Pulang ke Rumah Berdarah-darah Reviewed by wongpasar grosir on 9:42 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.