TRIBUNJATIM.COM - Penangkapan polisi terhadap bule ngemis saat Bazar Ramadan menjadi viral di media sosial.
Itu terkait hasil yang didapatkan bule itu setelah beberapa jam mengemis.
Peristiwa ini diketahui terjadi di Malaysia.
Bagaimana endingnya?
Baru-baru ini, bule atau orang asing tertangkap mengemis di sebuah tempat Bazar Ramadan di Malaysia.
Dikutip dari World of Buzz pada 26 Maret 2023, dilaporkan seorang wanita asing mengemis pada awal Bazar Ramadan di Keramat Permai, Malaysia.
Wanita terseut telah berhasil mengumpulkan donasi sebesar RM240 hanya dalam beberapa jam.
Jika dirupiahkan, wanita tersebut berhasil mendapatkan lebih dari 800 ribu rupiah.
Melansir dari TribunnewsMaker, menurut laporan, wanita itu terlihat memegang sebuah wadah berwarna merah muda.
Dirinya duduk dengan tangan terangkat untuk menarik simpati masyarakat.
Di tempat tersebut, sangatlah ramai dengan masyarakat yang datang ke bazar.
Tidak sedikit orang yang memberikan uang pada wanita tersebut.
Hanya dalam beberapa jam saja duduk di tempat tersebut, wanita itu dalam mengumpulkan hampir satu juta.
Namun, tindakan wanita berusia 50-an tahun ini mengakibatkan dia ditangkap.
Dirinya ditangkap dalam sebuah operasi yang dilakukan oleh tim polisi.
Kepala Polisi Distrik Ampang Jaya, Asisten Komisioner Mohamad Farouk Eshak, mengatakan kelakuan wanita tersebut terungkap melalui pengaduan dari masyarakat.
"Tersangka ditemukan sedang berusaha mendapatkan simpati di lokasi dengan meminta uang dari masyarakat,
Tersangka kemudian ditangkap dan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap tasnya.
"Dan ditemukan uang sebesar RM240," katanya dalam sebuah pernyataan
Polisi juga mengatakan penyelidikan juga menemukan tersangka tidak memiliki dokumen perjalanan yang sah.
Kasus ini sedang diselidiki sesuai dengan Pasal 6 (1) (C) Undang-Undang Imigrasi 1959.
Berita ini kemudian tersebar di Twitter, di mana para netizen memperingatkan orang lain untuk lebih berhati-hati dengan siapa mereka memberikan uang mereka.
"Sebut saja saya egois atau apa pun itu, tapi jika saya mengemis, terutama kepada orang asing, Anda tidak bisa memiliki uang saya, saya lebih baik mencari orang yang benar-benar membutuhkannya," kata seorang netizen.
"Sebelum membantu orang lain, lebih baik kita membantu anggota keluarga dan tetangga kita sendiri," saran pengguna lain.
Sementara itu, beberapa pengguna merasa terkejut karena publik telah memberinya uang sebanyak itu dalam waktu yang singkat.
"Bahkan sebagai penjual, saya tidak dijamin bisa mendapatkan RM240," kata netizen lain.
Beberapa tahun lalu, sosok bule asal Jerman Benjamin Holst beraksi sebagai pengemis di Surabaya, Jawa Timur.
Namun, baru beberapa jam mengemis, Benjamin sudah diciduk Satpol PP Kota Surabaya, Minggu (11/9/2016).
Benjamin sebelumnya mengemis di Bali.
Di Surabaya, ia ditangkap sekitar pukul 13.00 WIB di daerah Demak setelah terpantau oleh kamera CCTV Command Center milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
Petugas Command Center pun menginformasikan laporan itu ke Satpol PP Kota Surabaya.
Saat tim Kaypang 1 Satpol PP Kota Surabaya mendatangi lokasi, rupanya pria berkewarganegaraan Jerman ini pun telah berpindah lokasi.
Tak ingin kehilangan jejak, tim Kaypang 1 kemudian menyusuri Surabaya.
Hasilnya, tim Kaypang 1 Satpol PP Kota Surabaya menemukan Benjamin sedang tertidur beralaskan jaket hitam miliknya di bawah pohon, tepat di trotoar.
Benjamin yang mengidap penyakit kaki gajah sejak 2009 kemudian dibawa ke Kantor Satpol PP Kota Surabaya untuk diperiksa
Kepada petugas Benjamin berdalih baru mengemis saat di Bali dua minggu sebelumnya.
Hal ini dikarenakan dia kehilangan dompet yang berisi uang tunai sejumlah Rp 8 juta saat menginap di Kuta, Badung.
Selama tiga hari mengemis di Bali, ia mendapatkan uang Rp 800 ribu untuk membayar hostel.
"Dan uang itu juga untuk perjalanan ke Surabaya. Dari Kuta ke Surabaya saya naik bus, lalu menyeberang dengan kapal laut, lalu naik bus lagi," jelas pria 31 tahun ini.
Namun untungnya dia tidak sampai diamankan di kepolisian atau Satpol PP Kabupaten Badung.
Dari penuturan Benjamin, ia mengemis untuk mendapatkan uang supaya bisa berangkat ke Jakarta untuk menemui kedutaan Jerman.
Sedangkan untuk pulang ke negaranya ia mengaku sudah punya tiket online yang telah dibeli sejak Juli lalu.
Ia berencana pulang dengan penerbangan ke Denmark lebih dulu
Namun kenyataannya, ia diduga menghabiskan uang hasil mengemis untuk berfoya-foya di sejumlah klub malam di Kuta.
Ini diketahui lewat postingan foto-foto Benjamin bersama para wanita di klub malam.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nasib Bule Nekat Ngemis saat Bazar Ramadan, Polisi Kaget Buka Tasnya, Uang Terkumpul Nyaris Sejuta, https://jatim.tribunnews.com/2023/03/27/nasib-bule-nekat-ngemis-saat-bazar-ramadan-polisi-kaget-buka-tasnya-uang-terkumpul-nyaris-sejuta?page=4.
Sebelumnya Benjamin pernah juga mengemis di sejumlah negara Asia dengan memakai kaki gajahnya sebagai kedok.
Malamnya, ia berfoya-foya di klub malam.
Bahkan sumbangan amal yang diterima di Thailand dihabiskan untuk pesta seks.
Beberapa kali pula ia harus dideportasi dari negara-negara tempatnya mengemis, hingga akhirnya ia datang ke Indonesia.
Terpisah, Kepala Satpol PP Kota Surabaya saat itu, Irvan Widyanto mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan Imigrasi Surabaya.
Apakah nantinya Benjamin akan dideportasi atau tidak, yang dapat memastikan adalah pihak imigrasi.
"Setelah kami periksa, Benjamin dibawa ke Rumah Sakit Soewandi untuk diperiksa. Supaya diketahui keadaanya, mengingat ia punya penyakit di kaki kanannya yang membesar. Setelah diperiksa kami serahkan ke pihak imigrasi untuk tindakan selanjutnya," katanya, dikutip dari TribunBali.
No comments: