Surabaya (beritajatim.com) – Tubuh kecil gadis berumur 6 tahun dengan hijab hitam tampak ceria berlarian. Sesekali, matanya memandang ke layar ponsel. Asyik bermain game.
Tak ada raut sedih maupun lesu. Padahal, ia baru saja menjadi korban rudapaksa oleh tiga teman bermainnya di kampung di Kecamatan Dlanggu, Mojokerto pada Sabtu (7/1/2023).
gadis cilik korban rudapaksa tiga teman laki-lakinya. Mirisnya, ketiga pelaku masih berumur 8 tahun dan melakukan perbuatan tak terpuji itu secara bergantian.
Ibu kandung korban, SR (29) menceritakan peristiwa kelam yang dialami putri kandungnya. Sesekali, ia menghela napas panjang untuk menguatkan diri.
SR tegar memperjuangkan keadilan bagi putri tercintanya. Ketegaran itulah yang mendorong ia berani mengungkapkan kejadian mencengangkan itu kepada beritajatim.com.
“Waktu pulang main pada Sabtu siang itu ia langsung lepas celana dalam. Saya marah, karena saya kira anak saya ngompol. Namun, saat itu anak saya berani bersumpah atas nama Allah jika ia tidak ngompol sambil menangis,” ujar SR saat ditemui beritajatim di sebuah kafe di Surabaya, Selasa (16/1/2023).
Sambil menangkupkan kedua tangannya di mulut seraya menahan tangis, SR melanjutkan cerita. Saat kejadian itu, ia melihat korban meraba kelaminnya dengan tangan kanan. Setelah itu, diciumlah tangan itu.
Insting SR sebagai seorang ibu memang kuat. SR merasa sesuatu terjadi pada anaknya. Namun, saat itu bocah yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak tersebut berbohong kepada ibunya. Ia bilang, tidak terjadi apa-apa.
“Saya berdosa, karena saat itu marah sama anak saya. Padahal, anak saya sedang menanggung sakit,” imbuh SR sembari dipeluk suaminya.
Suasana hening sejenak, alunan musik kafe terdengar cukup nyaring. Suara lembut Virgoun menyanyikan lagu berjudul Surat Cinta untuk Starla diiringi isakan tangis SR membuat wawancara harus terhenti sejenak.
Barang 5 menit kemudian, SR melanjutkan cerita. Tepat saat Virgoun mengakhiri lagunya.
Ia menjelaskan, keesokan hari pada Minggu (8/1/2023), ia mendapat kabar dari ibunya, Nenek korban. Dari sang ibu, barulah ia tahu putri kecilnya menjadi korban rudapaksa tiga bocah, beberapa saat sebelum SR memarahi anaknya.
Seketika, hatinya hancur. Merasa tidak terima, ia langsung berangkat ke rumah salah satu pelaku yang merupakan anak pemuka agama.
Disana, kebetulan ada dua pelaku. Mereka berdua mengakui jika merudapaksa korban. Tetapi, perbuatan itu dilakukan atas perintah dan ancaman pelaku lain.
SR bersama ibunya langsung menuju rumah bocah si pemberi perintah itu. Bukannya mendapatkan permintaan maaf, kakek dan nenek pelaku malah menantang SR untuk melaporkan kejadian tersebut ke polisi.
“Saya hanya bisa nangis sambil badan saya bergetar ketika kakeknya malah menantang saya untuk lapor polisi karena menurut mereka pelaku tidak akan dihukum atas perbuatannya memperkosa anak saya,” lirih SR.
Sepulang dari rumah pelaku, SR bersama suami dan korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Dlanggu. Tetapi, oleh petugas Polsek Dlangu diarahkan ke Polres Mojokerto lantaran permasalahan ini melibatkan anak di bawah umur.
Ia pun langsung ke Polres Mojokerto. Karena tiba pukul 22.00 WIB dan dirasa terlalu malam, anggota polisi meminta kembali esok hari.
Keesokan harinya, Senin (9/1/2023), SR bersama suaminya melapor kembali ke Polres Mojokerto. Laporannya kembali ditolak petugas Polres Mojokerto dengan alasan korban dan pelaku masih di bawah umur
SR pun tak terima, ia langsung melapor ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Mojokerto dan mendapatkan pendampingan psikologi. Di situlah terungkap, korban telah dirudapaksa sebanyak 5 kali pelaku pemberi perintah.
Tetapi pada kejadian terakhir, pelaku mengajak dua temannya merudapaksa korban. Parahnya, kelamin korban sampai mengalami lecet.
“Usai dari P2TP2A itu polisi menelepon dan menerbitkan LP. Kami langsung kembali ke Polres Mojokerto untuk melapor,” isak SR.
Kini SR hanya berharap pada keadilan hukum. Kasus ini tengah ditangani oleh Polres Mojokerto dengan nomor LPLP/B/12/I/2023/SPKT/Polres Mojokerto/Polda Jawa Timur.
Wawancara dengan SR terhenti ketika korban dengan polosnya bertanya, “Memang teman-temanku salah ya, Bunda? Kok dilaporkan ke polisi?” Seketika, air mata sang ibu tak terbendung. [ang/beq]
Sumber : https://beritajatim.com/peristiwa/pilu-gadis-6-tahun-di-mojokerto-korban-rudapaksa-3-teman-bermain/
No comments: