Evakuasi jasad lansia meninggal di jurang sedalam 15 meter di Magetan (Foto: Fatihah Ibnu Fiqri/beritajatim.com)
Magetan (beritajatim.com) – Seorang lansia ditemukan meninggal dunia di jurang sedalam 15 meter di Desa Ngaglik, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Gimin sempat dilaporkan hilang sepekan sebelum ditemukan meninggal.
Kepala Desa Ngaglik, Warno mengungkapkan, korban hanya tinggal dengan istrinya yang juga lansia. Sang istri tidak bisa mengawasi korban.
Korban sudah pikun dan sering menghilang namun bisa ditemukan. Sayangnya, kali ini korban ditemukan sudah tidak bernyawa.
“Mbah Gimin sudah pikun dan sering menghilang. Pernah hilang 10 hari namun ditemukan di Sampung Ponorogo. Setelah itu hilang lagi dan ditemukan dalam kondisi meninggal dunia,” kata Warno, Senin (16/1/2023).
Menurut Warno, jasad Gimin ditemukan warga pada Minggu malam (15/1/2023). Tetapi karena kondisi jurang yang tidak memungkinkan di malam hari, petugas memilih melakukan evakuasi pada Senin pagi.
“Untuk sampai TKP harus menyusuri sungai sejauh kurang lebih 1,5 kilometer. Kendalanya bila hujan dan sewaktu-waktu banjir tim evakuasi sulit untuk menghindar,” ungkapnya.
Tim evakuasi dari BPBD, TNI, Polsek Parang dan relawan menyusuri sungai. Jenazah berhasil diangkat dari dasar jurang menggunakan kantong mayat.
SPKT, Inafis dan Tim Kesehatan Puskesmas Parang saat ini sedang melakukan visum terhadap korban. Belum diketahui pasti penyebab kematian apakah terjatuh ke jurang atau kelaparan.
Ditemukan Jagung Mentah dan Kayu Bakar
Polisi menduga Gimin meninggal karena kelaparan. Dugaan ini didasari temuan adanya jagung mentah bekas dimakan korban di sekitar lokasi.
Kapolsek Parang AKP Hari Joko Prayitno menyebut, selain jagung bekas dimakan korban, juga ditemukan kayu bakar. Diduga sempat dikumpulkan korban sebelum meninggal dunia.
“Kayu bakar dan jagung bekas dimakan korban ini menjadi petunjuk awal ditemukannya Mbah Gimin. Setelah kami telusuri ke sungai ternyata benar korban berada di sungai dalam posisi terlentang. Kondisinya sudah meninggal dunia,” kata Hari.
Proses evakuasi berjalan dramatis karena petugas harus menyusuri sungai untuk bisa sampai di lokasi korban. Jurang sedalam 15 meter itu tidak bisa langsung dituruni hingga petugas harus menyusuri sungai sepanjang 1,5 kilometer.
“Jurangnya dalam, jadi kami bersama TNI, relawan dan warga terpaksa menyusuri sungai sejauh 1,5 kilometer. Berbahaya apabila sewaktu waktu datang banjir petugas sulit selamat karena kanan kiri tebing tinggi,” jelasnya.
Hujan sempat mengguyur namun akhirnya sudah reda hingga korban bisa dievakuasi petugas. Korban langsung dibawa ke rumah duka untuk divisum.
“Hasil visum tidak didapati tanda tanda kekerasan pada tubuh korban. Tidak ada luka, dugaan korban meninggal dunia akibat kelaparan tidak makan,” kata Hari.
Selain itu korban juga alami pikun dan telah meninggalkan rumah selama 6 hari. Diperkirakan korban meninggal dunia sudah 3 hari yang lalu. Usai dilakukan visum jenazah korban oleh polisi diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. [fiq/beq]
No comments: