TRIBUNJATIM.COM - Seorang bocah 9 tahun merintih kesakitan hingga membuat ayahnya panik.
Saat dibawa ke rumah sakit, sang ayah mendengar fakta mengejutkan.
Sang ayah menangis mengetahui apa yang dilakukan putrinya.
Semua ada hubungannya dengannya.
Bagi seorang ayah, anak perempuan layaknya sebuah permata yang harus dijaga dengan sungguh.
Itulah yang juga dilakukan oleh Truong, seorang ayah di China.
Saat sang anak mengeluh kesakitan dan mengatakan ada bayi di perut si anak, Truong seketika hancur.
Ia curiga seseorang telah menodai putri kesayangannya tersebut.
Namun setelah melihat hasil pemeriksaan di rumah sakit, Truong menangis sejadi-jadinya.
Mengutip dari eva.vn, Rabu (23/3/2023), Truong awalnya memiliki kehidupan ekonomi yang stabil dengan istrinya.
Namun sejak melahirkan dan kesehatannya menurun, istri Truong terpaksa tinggal di rumah mengurus anak-anak dan tidak bisa melakukan pekerjaan berat.
Alhasil Truong harus banting tulang demi bisa memenuhi semua kebutuhan keluarganya.
Sehari-hari Truong bekerja mengantarkan botol air minum ke pelanggan.
Siang harinya ia akan pergi ke sawah untuk menanam beberapa tumbuhan agar kelak bisa dijual.
Di malam harinya Truong akan bekerja menjadi tukang ojek.
Semua dilakukan Truong agar anak-anaknya tidak mengalami kekurangan dan diejek teman mereka.
Truong memang hampir tidak pernah berada di rumah.
Ia terus bekerja demi mendapatkan uang yang banyak.
Hingga di suatu sore saat Truong pulang ke rumah, ia mendapati putri sulungnya berjongkok di halaman.
Wajah sang anak pucat, tangannya juga memegangi perutnya dan meringis.
Melihat hal itu, Truong langsung berlari menghampiri.
Saat menanyakan kondisi sang anak, Truong seketika lemas mendengar penuturan putrinya.
"Ada bayi di perutku, pasti bayi itu sedang menggigitku," ucap polos sang anak, dikutip TribunJatim.com dari TribunTrends.
Mendengar ucapan sang anak, Truong curiga putrinya telah dinodai dan kini sedang hamil.
Ia lantas membawa sang anak ke rumah sakit untuk diperiksa.
Siapa sangka, saat sang anak di USG, Truong kaget melihat tak ada bayi di dalam perut putrinya tersebut.
Sebaliknya, dokter justru mengatakan fakta yang mengejutkan.
Dokter mengatakan, di dalam perut anak Truong bukan bayi melainkan ada cangkang kerang di perut anak.
Benda asing itulah yang membuat perut sang anak sakit.
Dokter pun langsung melakukan operasi untuk mengeluarkan cangkang kerang itu dari perut anak Truong.
Di sisi lain, Truong merasa syok mengapa bisa cangkang kerang ada di perut sang anak.
Mendengar pengakuan sang anak, Truong lagi-lagi kaget.
Namun kali ini Truong langsung menangis sejadi-jadinya.
Rupanya sang anak memakan cangkang kerang karena meniru adegan di film kartun yang ditontonnya.
"Saya menonton kartun dan melihat bahwa kerang dapat melahirkan mutiara.
Mutiara itu langka dan berharga.
Jika aku bisa melahirkan mutiara, maka ayah tidak perlu bekerja terlalu keras.
Ayah bisa menghabiskan banyak waktu bersamaku, ibu dan adik bayi," ucap polos sang anak.
Sontak mendengar ucapan anaknya, Truong langsung menangis haru.
Ia terharu putrinya ternyata diam-diam memperhatikan kerja kerasnya selama ini.
Kisah ini datang dari seorang driver ojek online yang dibeberkan oleh seorang guru TK.
Melansir mStar, guru bernama Mohd Fadli Salleh ini menceritakan bahwa ada seorang muridnya yang selalu berjalan kaki saat pulang dan berangkat sekolah.
Tak sendirian, murid tersebut diantar sang ayah.
Mereka berjalan kaki menuju sekolah yang jaraknya dua kilometer dari rumah.
Usut punya usut, ternyata motor sang ayah ditarik pihak bank saat sedang bekerja.
Hal ini lantaran sang ayah tidak bisa membayar angsuran selama empat bulan.
"Motor si ayah beberapa minggu lali ditarik bank karena tunggakan angsuran selama empat bulan. Saat itu motornya dipakai untuk kerja jadi kurir pengantar makanan Grab, yang juga menjadi sumber pendapatan utama," tulis Fadli di Facebook.
Sang ayah hanya bisa termenung dan lemas ketika motornya ditarik bank.
"Setelah mengantarkan pesanan, si ayah pergi ke tempat parkir motor, tapi motornya hilang. Ada seorang pria memberikan surat tunggakan dengan jumlah banyak. Si ayah hanya duduk termenung, motor yang menjadi mata pencaharian utama kena tarik," lanjutnya.
Meski tak ada lagi motor, hal tersebut tidak mengurangi semangat sang ayah untuk mengantarkan anaknya sekolah seperti biasa.
Si ayah dan anaknya akan berjalan kaki berdua menuju ke sekolah.
"Motor tidak ada, anak harus ke sekolah. Setiap hari dia antar anak ke sekolah jalan kaki, 2 km berangkat, 2 km pulang. Kemudian saat pulang jalan lagi 2 km ke sekolah, dan kembali ke rumah 2 km, 8 km bolak-balik jalan kaki demi sekolah anak," tulis Fadli.
Menurut pengakuan Fadli, si ayah juga tetap hadir ke sekolah untuk sosialisasi Hari Orientasi Tahun Pertama si anak.
Tak sendirian, ia ditemani sang istri ke sekolah.
"Tidak banyak ayah yang datang ke hari orientasi seperti ini. Biasanya hanya ibu yang mewakili, ini dua-duanya datang. Bagus semangat besar si ayah," sambungnya.
Fadli pun menceritakan latar belakang ayah dari bocah itu.
"Dia merupakan 10 bersaudara dan berasal dari keluarga miskin. Dia terpaksa meninggalkan bangku sekolah di kelas 4 karena keluarga tak mampu," katanya.
"Hari ini, dia mengatakan kalau dulu memang suka belajar. Dulu dia ingin menjadi guru. Sayang, kondisi keuangan keluarganya tidak memungkinkan. Tapi dia memastikan kalau anaknya akan mendapatkan pendidikan sempurna," ujar Fadli mengulang pengakuan ayah itu.
Semangat si ayah ternyata membuat Fadli terharu dan hatinya terketuk karena sangat mementingkan pendidikan.
Fadli pun memiliki niat baik untuk memberikan hadiah kepada bapak itu.
"Selesai acara tadi, aku memintanya menunggu di depan pagar sekolah. Aku antarkan mereka, pulang. Saat ayah akan turun, aku tahan. 'Abang ikut saya, kakak dan anak biar di rumah'," kata Fadli.
Ternyata Fadli membawa si ayah ke dealer motor.
"Aku bawa ke dealer motor di Batu Caves. 'Bang, mau motor yang mana?'. 'Kamu mau belikan untuk saya?'. Saya anggukkan kepala, matanya berkaca-kaca," kata Fadli menirukan ucapan si ayah.
Fadli memberikan hadiah sebuah motor baru seharga RM3,600 atau sekitar Rp 12 juta.
"Saat pulang tadi, dia berkali-kali ucap terima kasih. 'Guru, saya tidak tahu bagaimana harus membalas budi dengan apa. Saya doakan Pak Guru selalu murah rezeki'," kata Fadli mengenang ucapan si bapak.
"Budi ini bukan untuk dibalas. Budi ini untuk abang kembalikan pada orang lain apabila abang mendapat kebahagiaan di hari yang akan datang. Sumbangan ini bukan dari dompet saya seorang, tapi dari semua donatur, doakan mereka juga," pungkas Fadli.
No comments: