TRIBUNJATIM.COM - Seorang nenek menyesal setelah tangan cucunya diamputasi karena ulahnya.
Apalagi cucu nenek itu masih bayi.
Ya, tindakan nenek itu membuat tangan bayi diamputasi.
Sikapnya yang overprotektif malah berakhir fatal.
Dikutip dari EVA, Minggu (4/6/2023) via TribunTrends, dalam keluarga mana pun, kehadiran bidadari kecil merupakan kebahagiaan bagi seluruh anggota keluarga.
Begitu pula dengan keluarga suami Truong Tuyet.
Saat ibunya yang berusia 27 tahun melahirkan bayi laki-laki tampan, keluarganya selalu diliputi canda tawa.
Seperti wanita yang baru pertama kali menjadi ibu, Truong Tuyet dengan penuh semangat menatap anaknya.
Memperhatikan setiap kernyitan dan kerutan di mulut sang anak.
Ibu mertuanya juga memberikan perhatian khusus kepada cucu kesayangannya.
Tetapi karena cintanya yang luar biasa dan perlindungan yang berlebihan, bayi tersebut malah kehilangan lengannya selamanya.
Menurut Sohu, Truong Tuyet memeluk putranya selama hampir sebulan dan dirawat di Rumah Sakit Anak di Hangzhou, China.
Dengan menggendong bayi mungil yang keadaan lengannya ungu kehitaman, ia berlari ke dokter untuk meminta bantuan.
Melihat kondisi sang anak, dokter langsung mengerti semuanya.
Ternyata nenek bayi tersebut takut bayinya kedinginan.
Maka ia menggunakan karet gelang untuk mengikat sarung tangan bayi tersebut agar tidak masuk angin.
Namun nenek dan ibu tersebut tidak memperhatikan dan melupakan hal tersebut.
Hingga keesokan paginya, saat pengambilan melepas sarung tangan bayi sarung tangan untuk mencuci tangannya, Truong Tuyet hampir pingsan karena tangannya yang ungu dan hitam.
Di rumah sakit, dokter memastikan bahwa darah di lengan bayi tersumbat, beberapa jaringannya nekrotik, sehingga satu-satunya cara memotong lengan adalah untuk menyelamatkan nyawa anak tersebut.
Mendengar hal ini, seluruh keluarga panik dan tidak dapat mempercayai apa yang mereka dengar.
Tetapi mereka tidak punya pilihan selain mengikuti petunjuk dokter untuk menyelamatkan kesehatan bayi yang kritis.
Sebelumnya, media sosial dihebohkan dengan kasus seorang bayi berusia 54 hari meninggal dunia setelah diberi minum jamu.
Salah seorang pengguna Twitter membagikan kisah ini.
Kisah tersebut berasal dari postingan salah seorang pengguna Facebook (ibu dari bayi yang meninggal) yang kemudian diunggah ke akun base @tanyakanrl.
"Sumpah keluarganya tega bgt bayi umur segitu dah dikasih ramuan :((," tulis pengunggah, dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com.
Dalam narasinya, ibu yang bayinya meninggal karena diberi minum ramuan tradisional mengatakan, usia buah hatinya baru 54 hari.
Namun, pihak keluarga beri bayi ramuan tradisional kendati ibunya sudah memberikan larangan.
"Alhasil anak aku sampe sesak nafas dan kena infeksi paru2," tulis ibu dari bayi yang meninggal.
"Aku mau bawa ke dokter tapi semua keluarga ga ngijinin katanya lebih baik pakek obat tradisional tapi aku kekeh bawa ke RS pas di RS di marah gara2 udh telat di bawa nya," tambahnya.
"dokter udh ngelakuin segala cara tapi udh terlambat le. Pelajaran buat semua, kalau anak sakit mending langsung di bawa ke RS daripada pake obat tradisional," timpal ibu si bayi sembari menyertakan emoticon menangis.
Pengguna Twitter turut bersimpati atas meninggalnya bayi yang diberi minum ramuan tradisional itu.
"Itu keluarganya yang ngotot banget gimana ya perasaannya, nyesel banget ga ya. aku jadi ibunya dah emosi banget sih, anak baru lahirr ya Allah," cuit sebuah akun.
"Ini "ni ptg nya edukasi sama orang yg lebih tua spy apa2 jgan lgsg dikasi obat obatan tradisional ke anak anak, jaman skrg udah beda sama dulu, skrg ada dokter ada rumah sakit klo sakit lgsg ke dokter! bukan mau meremehkan obat obatan tradional tp alangkah lebih baik ke dokter," balas netizen.
"sumpah kenapa ya klo punya anak tuh kayak ibu/ayahnya udh jaga makan minum yg bener buat si bayi, justru orang terdekat atau keluarga besar yg sotoy bgt asal masukin makanan minuman ke bayinya dan berakibat fatal gini sedih :(," kata pengguna Twitter lainnya.
Lantas, bagaimana tanggapan dokter spesialis anak soal bayi meninggal diberi ramuan tradisional?
Dokter spesialis anak Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta Selatan, Kurniawan Satria Denta, memberikan pandangannya soal peristiwa tersebut.
Ia mengatakan, bayi yang usianya baru enam bulan hanya boleh diberi minum air susu ibu (ASI) atau susu formula.
"Cuman boleh minum ASI atau sufor yang sesuai usianya," kata Denta kepada Kompas.com, Selasa (17/1/2023).
Terkait usia bayi yang masih di bawah enam bulan, Denta menyampaikan bayi tidak boleh diberi minuman lainnya.
"Selain itu gak boleh," tandasnya.
Denta menuturkan, bayi yang diberi minuman selain ASI dan susu formula yang tidak sesuai usianya justru berbahaya.
Denta meminta orangtua untuk berhati-hati memberi ramuan tradisional kepada bayi.
"Percaya obat tradisional ndak masalah. Obat apa pun mau tradisional atau modern, harus disesuaikan dengan kondisi kita," pungkas Denta.
No comments: