Polsek Sananwetan Kota Blitar melakukan olah TKP warga tertabrak kereta api
Blitar (beritajatim.com) – Hery Sunarjo, warga kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan Kota Blitar ini meninggal dunia setelah tersambar kereta api barang, Rabu (08/01/23). Tubuh pria berusia 50 tahun tersebut terpental hingga ke area persawahan di samping rel kereta api.
Diduga, korban saat itu tengah berjalan di sekitar rel kereta api. Korban yang mengalami gangguan pendengaran atau tunarungu tidak mendengar datangnya kereta api hingga dirinya tersambar.
“Iya tadi ada orang tersambar kereta api di Kelurahan Bendogerit Kecamatan Sananwetan Kota Blitar, karena korban tunarungu ya jadi tidak mendengar kereta api datang,” kata Kompol Wahyu Satryo, Kapolsek Sananwetan Kota Blitar, Rabu (8/2/2023).
Selama ini Hery Sunarjo bekerja sebagai pemulung di tempat penampungan sementara (TPS) sampah perumahan BTN Kelurahan Gedog Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Korban sendiri memang sejak lama telah mengalami gangguan pendengaran.
Menurut Kapolsek Sananwetan, korban sempat diteriaki oleh warga. Saat itu korban hendak menyeberangi rel saat kereta api barang melintas.
Namun karena korban mengalami gangguan pendengaran akhirnya Hery Sunarjo tersambar kereta api hingga meninggal dunia di lokasi kejadian. Belum diketahui pasti korban hendak kemana, namun dugaan kuat Hery Sunarjo akan pergi ke sungai yang berada di belakang TPS perumahan BTN. “Menurut keterangan saksi, warga ada yang meneriaki korban, tapi karena tunarungu jadi tidak mendengar hingga akhirnya tersambar kereta api,” papar Wahyu.
Kuatnya benturan kereta api membuat korban mengalami luka parah di bagian kepala. Hingga akhirnya korban meninggal dunia.
Hery Sunarjo sendiri selama ini tinggal sebatang kara di sebuah gubuk milik lahan salah satu anggota keluarganya. Pria 50 tahun tersebut memang dikenal sering berjalan tanpa arah tujuan yang jelas. Pihak keluarga pun menerima peristiwa tersebut sebagai musibah, dan tidak ingin melanjutkan ke proses hukum.
Sementara itu jenazah korban Hery Sunarjo yang sebelumnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar langsung diserahkan ke pihak keluarga. “Jenazah sebelumnya dibawa ke RSUD Mardi Waluyo tapi pihak keluarga tidak menghendaki dilakukan autopsi,” jelasnya.
PT KAI Daop 7 Madiun sendiri sebetulnya telah sering melakukan sosialisasi keselamatan perlintasan sebidang. Masyarakat diminta untuk tetap waspada saat hendak menyebrang rel kereta api. Hal itu dilakukan agar mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas akibat menerobos perlintasan kereta api. (owi/kun)
Sumber : https://beritajatim.com/peristiwa/tunarungu-di-blitar-tewas-tersambar-kereta-api/
No comments: